- Back to Home »
- Legenda & Mitos , Pengetahuan Umum »
- Atlantis - Kota Yang Hilang
Posted by : Unknown
Jumat, 06 September 2013
Atlantis - Kota Yang Hilang
Keberadaan
Atlantis atau Atlas yang berperadaban maju menjadi misteri yang belum
terpecahkan selama ribuan tahun. Ada yang percaya dialog Plato, Timaeus dan
Critias, yang ditulis sekitar 330 Sebelum Masehi adalah sebuah perumpamaan dari
sebuah kejadian nyata di masa lalu. Tentang hilangnya sebuah peradaban akibat
bencana alam.
Lainnya
menganggap, itu tak lebih dari sekedar mitos, dongeng. Artikel yang dimuat
situs sains LiveScience ini mendukung anggapan yang kedua:
Pada tahun
1800-an, penganut mistis Madame Blavatsky mengklaim mempelajari soal Atlantis
dari seorang guru asal Tibet. Seabad kemudian, Edgar Cayce meramalkan Atlantis
akan ditemukan pada 1969, dan pada tahun 1980-an, seorang mistis New Age, J.Z.
Knight mengklaim telah mempelajari Atlantis dari Ramntha, seorang roh prajurit.
Ribuan buku, majalah, dan situs khusus diterbitkan untuk Atlantis. Ia masih
menjadi topik populer hingga saat ini.
Asal-usul
Atlantis
Tak seperti
banyak legenda yang tak jelas asal muasalnya, kita tahu persis kapan dan di
mana kisah tentang Atlantis kali pertama muncul. Yakni dalam dua dialog Plato.
Meski saat ini,
Atlantis seringkali diyakini sebagai sebuah utopia yang indah, Atlantis yang
dideskripsikan Plato dalam kisahnya sangat berbeda. Dalam buku, Frauds, Myths
and Mysteries: Science and Pseudoscience in Archaeology, seorang guru besar
arkeologi, Ken Feder berpendapat, kisah Plato adalah tentang, "kerajaan
setan yang berteknologi tinggi tapi moralnya bangkrut, Atlantis. Yang bernafsu
menguasai dunia dengan kekuatannya."
Lawannya, yang
kemudian mengalahkannya adalah sekelompok kecil manusia yang murni secara
spiritual, memiliki prinsip moral, dan tak korup: masyarakat Athena kuno. Warga
Athena dikisahkan mampu mengalahkan lawan mereka jauh lebih kuat hanya melalui
kekuatan semangat mereka.
Sebagai
propaganda, legenda Atlantis lebih tentang Athena yang heroik daripada kisah
tentang peradaban yang musnah. Feder menambahkan, dalam hal ini, jelas bahwa
Plato membuat Atlantis sebagai plot untuk kisahnya, sebab, tak ada catatan lain
tentang keberadaan kota modern itu. Jika benar ia ada, pastinya akan banyak
teks Yunani yang menyebutnya, atau setidaknya, mengungkap tentang sebuah tempat
yang luar biasa. Tak ada bukti legenda itu sebelum Plato menuliskannya.
Benua yang
"hilang"
Meski
asal-usulnya condong ke fiksi, banyak orang selama berabad-abad mengklaim, ada
kebenaran yang tersembunyi dari mitos itu, bersepekulasi di mana Atlantis akan
ditemukan. Ada banyak "ahli Atlantis" yang mengaku menemukan benua
yang hilang, didasarkan pada serangkaian fakta yang sama. Di antaranya, Samudra
Atlantik, Antartika, Bolivia, Turki, Jerman, Malta, Karibia, juga Indonesia.
Berangkat dari
tulisan Plato, lokasi Atlantis telah digambarkan: laut yang bisa dilayari saat
itu, di depan mulut "pilar-pilar Herkules", terdapat pulau yang lebih
luas dari Libya dan Asia disatukan."
Dengan kata
lain, Atlantis versi Plato ada di Samudera Atlantik di luar "pilar
Hercules" yaitu, Selat Gibraltar, di mulut Mediterania. Namun, tak ada
jejak Atlantis yang ditemukan meski teknik oseanografi dan pemetaan bawah laut
telah berkembang pesat dalam beberapa dekade. Selama hampir dua milenium,
orang-orang mencari-cari kota yang tenggelam di laut.
Meski banyak
misteri lautan yang belum terungkap, tak mungkin ahli kelautan, penyelam, dan
robot bawah laut melewatkan daratan yang "lebih luas dari Libya dan Asia
yang disatukan".
Lempeng tektonik
juga menunjukan Atlantis tidak masuk akal. Sebab, dasar laut terus bergerak,
tidak ajeg. Tak ada tempat lowong bagi Atlantis untuk menghilang. Secara
geologis jelas tak mungkin ada permukaan tanah besar yang tenggelam di area di
mana Plato menyebut sebagai lokasi Atlantis. Baik Arkaelogi dan geologi
memberikan vonis jelas: Tidak ada benua Atlantik. Tidak ada peradaban besar
bernama Atlantis.
