- Back to Home »
- Pengetahuan Umum »
- Ternyata Kucing Tidak Menyukai Manis
Posted by : Unknown
Selasa, 10 September 2013
Kucing, Felis
silvestris catus, adalah sejenis karnivora. Kata "kucing" biasanya
merujuk kepada "kucing" yang telah dijinakkan, tetapi bisa juga
merujuk kepada "kucing besar" seperti singa, harimau, dan macan.
Kucing telah
berbaur dengan kehidupan manusia paling tidak sejak 6.000 tahun SM, dari
kerangka kucing di Pulau Siprus. Orang Mesir Kuno dari 3.500 SM telah
menggunakan kucing untuk menjauhkan tikus atau hewan pengerat lain dari lumbung
yang manyimpan hasil panen.
Saat ini,
kucing adalah salah satu hewan peliharaan terpopuler di dunia. Kucing yang
garis keturunannya tercatat secara resmi sebagai kucing trah atau galur murni
(pure breed), seperti persia, siam, manx, sphinx. Kucing seperti ini biasanya
dibiakkan di tempat pemeliharaan hewan resmi. Jumlah kucing ras hanyalah 1%
dari seluruh kucing di dunia, sisanya adalah kucing dengan keturunan campuran
seperti kucing liar atau kucing kampung.
Kelainan Lidah Kucing
Kucing dan
keluarganya (singa, harimau, macan) memiliki kelainan dibandingkan mamalia
lainnya: mereka tidak punya ketertarikan atas rasa manis. Diperkirakan, mereka
memang tidak mampu mengenali rasa manis; padahal pengenalan (dan ketertarikan)
akan rasa manis digunakan mamalia untuk mendeteksi kalori suatu makanan .
Kucing mungkin
suka makan es krim. Namun bukan rasa manis yang menariknya karena mereka secara
genetis tidak bisa mengecap aroma manis. Demikian diungkapkan para peneliti.
Menurut para
ilmuwan AS dan Inggris, kucing rumah dan kucing liar - termasuk kucing besar
seperti harimau dan cheetah - memiliki gen penerima rasa manis yang berbeda
dibanding mamalia lain.
Memang
kadang-kadang kucing suka akan makanan yang manis menurut kita. Namun mereka
akan menolak makanan yang hanya berasa manis tapi tidak mengandung bahan lain
seperti mentega atau agar-agar.
"Salah
satu penjelasan mengenai hal ini adalah bahwa hewan-hewan itu tidak bisa
mendeteksi senyawa perasa manis seperti gula atau pemanis lain, karena penerima
rasa manis mereka tidak berfungsi," ujar Xia Li, seorang ahli genetis
molekuler di Universitas Cornell, New York, yang memimpin penelitian.
Kenapa Demikian??
Menurut Li,
mamalia mengecap rasa manis menggunakan receptor atau penerima, yakni semacam
pintu molekuler yang dikenal sebagai T1R di pucuk-pucuk sel perasa mereka. T1R
memiliki dua subunit yaitu T1R2 dan T1R3. Masing-masing diatur oleh gen
terpisah.
Dalam tulisan
di journal Public Library of Science Genetics edisi online, Li menjelaskan
bahwa ia menemukan perubahan pada encoding gen T1R2 pada kucing rumah, harimau,
dan cheetah yang membuat mereka tidak merasakan manis. "Di luar
ketidakmampuan mengecap rasa manis itu, indera perasa kucing lainnya
normal," ujar Li.
"Tidak
berfungsinya penerima rasa manis ini menjelaskan mengapa kucing tidak tertarik
pada makanan yang hanya sekedar manis," kata Joseph Brand, ilmuwan
biofisika dari Cornell yang juga terlibat penelitian. "Dan ini mungkin
berhubungan dengan evolusi yang membuat kucing menjadi hewan karnivora."
"Yang
tidak kami tahu adalah mana yang lebih dulu: Apakah hilangnya protein T1R2
membuat kucing menjadi karnivora atau karena mereka menjadi karnivora maka T1R2
hilang setelah tidak lagi diperlukan
Anehnya
beberapa jenis hewan karnivora tetap menyukai makanan manis, termasuk beruang,
anjing, raccoon, dan lainnya.
"Dalam
hal kucing, itulah mungkin alasan mengapa hewan-hewan ini kadang sulit makan.
Mereka tidak bisa menikmati hidangan penutup yang manis,"Semoga menambah
wawasan kita semua
Sumber : Pulsk
